KOMPAS.com – Kita semua menghadapi stres, entah itu yang terkait dengan pekerjaan, masalah keluarga, hingga kemacetan di jalan yang seolah tidak ada perbaikan. Setiap orang tentu tak ingin berteman dengan stres, demikian pula kulit kita. Sebagai organ terbesar di tubuh, kulit juga ikut terkena dampak dari stres berkepanjangan yang kita alami. Reaksi kulit terhadap stres bisa terlihat jelas, mulai dari kondisinya yang kusam dan kering, jerawat, bahkan eksim. “Bagi kulit, stres berpengaruh pada dua kategori, yaitu akut atau kronik. Yang pengaruhnya paling buruk tentu saja stres kronik. Makin lama kita mengalami stres, makin terlihat efeknya di kulit,” kata Dr.Whitney Bowe, ahli dermatologi di New York, AS. Apa saja yang akan dialami kulit saat kita sedang berjuang melawan stres? 1. Inflamasi Untuk menjelaskannya, kita perlu memahami kaitan antara kulit, pikiran, dan organ pencernaan. Ketika pikiran kita menghadapi stres, akan terjadi perlambatan pencernaan di usus. Makin lama stres itu, makin besar pengaruhnya pada organ pencernaan. Ketika kerja pencernaan melambat, keseimbangan bakteri juga terganggu. Kondisi ini bisa memicu peradangan (inflamasi). Menurut Bowe, akibat dari inflamasi internal itu adalah kulit menjadi berjerawat atau mengalami eksim, bahkan psoriasis. Baca juga: Kulit Gampang Berjerawat, Jangan Pakai Riasan Terlalu Lama 2. Kulit kering Saat tubuh menghadapi stres, ia akan mengaktifkan respon “melawan atau menghidar” yang berpengaruh pada naiknya hormon kortisol dan adrenalin. Kondisi ini juga mengaktifkan kelenjar keringat sehingga kulit akan lebih cepat kehilangan air. Jika kita kurang minum, akibatnya adalah kulit menjadi kering. 3. Memperburuk masalah kulit yang ada Ada hormon-hormon tertentu yang aktif ketika kita stres, yang akhirnya bisa membuat sistem imun menjadi lemah dan memicu respon inflamasi, seperti eksim atau psoriasis. Faktor itu berpengaruh besar pada orang yang memang sejak awal punya gangguan kulit atau memang rentan. Masalah kulit pun jadi mudah kambuh. Baca juga: Kulit Berminyak, Perlukah Tetap Gunakan Moisturizer? 4. Lebih berminyak “Stres akan merangsang otak untuk memproduksi hormon spesifik untuk menyiapkan tubuh pada lingkungan penuh tekanan. Efek sampingnya, hormon itu juga mengaktifkan kelenjar minyak di kulit,” kata Dr.Joshua Zeichner, peneliti bidang dermatologi. Kelenjar minyak yang terlalu aktif bisa mengakibatkan pori-pori tersumbat dan muncul komedo dan jerawat. .(VIA THINKSTOCK) 5. Pengaruh pada kulit kepala Sebagian orang mungkin akan mengalami kulitnya lebih beminyak atau lebih kering dibanding biasanya. Tiap orang berbeda tergantung pada cara tubuhnya merespon perubahan hormon saat stres. Stres yang berlangsung lama juga bisa menyebabkan dermatitis seboroik, dengan gejala kemerahan dan ada bercak putih pada kulit kepala. Pada level tertentu, stres juga bisa membuat rambut rontok Misalnya saja ketika kita sedang sakit parah, tubuh akan berhenti memproduksi rambut. Diet terlalu ketat juga bisa menimbulkan efek stres pada tubuh. 6. Kuku jadi rapuh Biasanya kuku akan menjadi rapuh ketika kita sedang menghadapi stres jangka panjang. Ini terjadi karena energi tubuh difokuskan pada penyembuhan sehingga bagian kuku tidak menjadi prioritas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ” Ini yang Dialami Kulit Saat Kita Stres”, https://lifestyle.kompas.com/read/2019/04/05/110000820/-ini-yang-dialami-kulit-saat-kita-stres.
Editor : Lusia Kus Anna